anifal asyfiya kumpulan ### saling menasehati dalam kebenaran ### saling menasehati dalam kesabaran ### pengobat hati, penyejuk jiwa saling menasehati dalam kebenaran, saling menasehati dalam kesabaran pengobat hati, penyejuk jiwa





Tawajuh Akbar - 48
Surau Suluk Maulana Syekh Ibrahim Al-Khalidi Kumpulan

29 Oktober 2018 ......
berlangsung dengan lancar...





Senin, 29 Oktober 2018 telah diadakan acara tahunan Jama'ah Thariqat Naqsyabandiyah yang ada di Sumatera Barat dan sekitarnya. Kegiatan ini diadakan oleh Jama'ah Thariqat Naqsyabandiyah Kumpulan yang berpusat di Surau Suluk Maulana Syekh Ibrahim Al-Khalidi Kumpulan, pimpinan Buya H. Abu Bakar Tuanku Saidina Ibrahim, yang merupakan cicit dari Maulana Syekh Ibrahim Al-Khalidi Kumpulan.

Pada Senin itu, walaupun hari diguyur hujan mulai ashar hingga malam hari, akan tetapi jama'ah tetap semangat menghadiri kegiatan Tawajuh Akbar ke - 48 ini, jama'ah datang dari berbagai daerah seperti dari Kab. Pasaman, Pasaman Barat, Agam, Bukittinggi, Payakumbuh, Limo Puluh Kota, Tanah Datar dan Riau. Sedangkan dari pemerintahan dihadiri oleh Bupati Pasaman yang diwakili oleh Staf Ahli  Bupati Bapak Hermanto, Kapolres Pasaman Hasanuddin, S.Ag, Wali Nagari Koto Kaciak Zul Fahmi.

Kegiatan ini dimulai dengan Shalat Maghrib, Tawajuh Bersama, Shalat 'Isya, Makan bersama dan Ceramah Agama oleh Buya H. Harmaini, dan berakhir hingga pukul 23.30 WIB.

Dalam kegiatan ceramah ini juga terdapat berbagai tertib acara :
  1. Pembukaan oleh protokol (H. Ismal, S.Ag Tuanku Jalelo)
  2. Pembacaan Kalam Ilahi (M. Aidil Hidayat) - Santri Pondok Pesantren MTI Koto Tuo Kumpulan
  3. Laporan Panitia (Anifal Ardi, S.PdI Khatib Bandaro Kayo)
  4. Sambutan Kapolres Pasaman (Hasanuddin, S.Ag)
  5. Sambutan Bupati Pasaman atau yang mewakili (Hermanto)
  6. Hiburan (senandung shalawat dari Santri Pondok Pesantren Darussalam Tsalis)
  7. Ceramah Agama oleh Buya H. Harmaini (mengupas tema tentang Thariqat Naqsyabandiyah, dasar dan pengamalannya) 


Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Jama'ah Surau Suluk Maulana Syekh Ibrahim Al-Khalidi Kumpulan yang dikenal juga dengan nama Surau Tinggi berserta masyarakat sekitar dan masyarakat Nagari Koto Kaciak pada umumnya, yang telah meluangkan tenaga, pikiran maupun materi selama 2 (dua) hari mempersiapkan kegiatan ini. Semoga segala amal dan perbuatan kita dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin ya Rabbal 'alamin.




UNDANGAN :


TAWAJUH AKBAR - 48 
SURAU SULUK MAULANA SYEKH IBRAHIM AL-KHALIDI KUMPULAN


Acara dilaksanakan pada :

Senin , 29 Oktober 2018

di Surau Suluk Maulana Syekh Ibrahim Al-Khalidi Kumpulan

Jl. Syekh Ibrahim Jorong Koto Tuo Nagari Koto Kaciak Kec. Bonjol Kab. Pasaman - Sumatera Barat.

Penceramah : Buya H. Harmaini (Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Tsalits - Rao

Rangkaian Kegiatan :

1. Shalat Maghrib berjama'ah
2. Tawajuh
3. Shalat 'Isya Berjama'ah
4. Istirahat dan Makan Bersama
5. Ceramah Agama :

  • Pembukaan
  • Pembacaan Kalam Ilahi
  • Laporan Panitia sekaligus pembacaan sejarah ringkas Maulana Syekh Ibrahim Al-Khalidi Kumpulan
  • Sambutan Bupati Pasaman
  • Ceraamah Agama : Buya H. Harmaini
  • Penutup

DATA NOMOR STATISTIK MADRASAH ( NSM ) SE - INDONESIA


NSM RAUDHATUL ATHFAL SE-INDONESIA download

NSM MI SE-INDONESIA download

NSM MTs SE-INDONESIA download

NSM MA SE-INDONESIA download

Buletin Dakwah AsyFiya ini masih dalam tahapan perencanaan....., mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama lagi bisa launching Edisi I.

Mohon do'a dan dukungan kita semua !


MENGENANG 107 TAHUN WAFATNYA MAULANA SYEKH IBRAHIM KUMPULAN

Masjid Batu, 5 Agustus 2018


Ulama adalah pewaris para Nabi, maka muliakanlah Ulama, Siapa yang memuliakan ulama berarti memuliakan Rasul, Siapa yang memuliakan Rasul berarti memuliakan Allah.

Tema yang berpedoman kepada Hadits Rasulullah SAW inilah yang menjadi tema kegiatan Haul atau Mengenang 107 Tahun Wafatnya Maulana Syekh Ibrahim Al-Khalidi Kumpulan yang dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 5 Agustus 2018 yang lalu.

Kegiatan ini bertujuan :
  1. Memuliakan ulama
  2. Berziarah ke makam Maulana Syekh Ibrahim Al-Khalidi Kumpulan untuk mendo'akan arwah beliau
  3. Mengingat kematian, bahwa pada suatu waktu nanti kita juga akan mati
  4. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan diantara kaum muslimin terutama masyarakat Koto Kaciak
  5. Meningkatkan jalinan antara ulama dan umara (pemerintah) karena pemerintah juga diundang dalam acara ini.
Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Pasaman Bapak H. Atos Pratama, ST beserta seluruh forkopimda Kab. Pasaman, Bapak Camat Bonjol beserta forkopimca Kec. Bonjol, Perangkat Nagari Koto Kaciak beserta jajarannya, Pimpinan dan Jama'ah Thariqat Naqsyabandiyah yang sebagian Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Palembang, Masyarakat sekitar, dengan taksiran yang hadir lebih kurang 3.000 orang.





KRITERIA KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN


KRITERIA KEPEMIMPINAN  PENDIDIKAN

A.      Pengertian Kriteria Kepemimpinan Pendidikan
Kriteria adalah prasyarat, ukuran atau standar. Kepemimpinan berasal dari akar kata “pemimpin” menurut Wirawan maksudnya adalah orang yang dikenal oleh dan berusaha mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisir visinya. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dan menterjemahkan keinginan-keinginan para anggota atau para pengikut yang menekankan pada tujuan dan sasaran organisasi melalui kegiatan memberi motivasi, memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan anggota dan memberikan dukungan pada kelompok-kelompok tertentu diluar organisasi dan didalam organisasi. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Kriteria Kepemimpinan Pendidikan adalah Prasyarat atau ukuran bagi seseorang yang mengelola organisasi yang berhubungan dengan pendidikan, agar terealisasi tujuan pendidikan tersebut dengan baik.

B.       Ciri-ciri Kepemimpinan Pendidikan
Lembaga pendidikan yang baik tidak akan pernah ditemukan jika dipimpin oleh pemimpin yang mutunya rendah. Dalam kata lain, pemimpin yang baik atau bermutu akan menghasilkan lembaga pendidikan yang bermutu pula.
Maka dengan terpenuhinya ciri-ciri berikut ini, akan terwujudlah lembaga pendidikan yang bermutu lebih dibanding dengan lembaga pendidikan yang hanya menjalankan rutinitas biasa.
Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
1.      Manusiawi
2.      Memandang jauh ke depan (visioner)
3.      Inspiratif (kaya akan gagasan)
4.      Percaya diri 
Manusiawi merupakan ciri kepemimpinan yang sangat penting. Dengan memiliki ciri ini, seorang pemimpin lembaga pendidikan atau Kepala Sekolah/Madrasah akan memperlakukan bawahannya secara manusia, mengerti akan kebutuhan, keinginan dan perasaannya. Sebaliknya, jika ciri manusiawi ini diabaikan maka yang akan ditemukan oleh pimpinan adalah perlawanan dari bawahan, seperti tidak melaksanakan tugas secara profesional, kehadirannya hanya sebatas penggugur kewajiban, tidak disiplin, tidak acuh akan peraturan yang telah ditentukan, dan lain sebagainya.
Lembaga pendidikan harus mempunyai tujuan yang akan dicapai, tujuan yang akan bisa dimanfaatkan oleh warga lembaga pendidikan dan masyarakat. Kemampuan pemimpin untuk melakukan ini disebut dengan pemimpin visioner. Pemimpin visioner sangat dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan yang direncanakan dan menjawab harapan masyarakat.
Pemimpin yang tidak inspiratif dan tidak percaya diri akan menjadikan lembaga yang dipimpinnya tidak akan kompetitif atau tidak akan mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya dan hanya akan bergelut dengan kegiatan yang bersifat rutinitas.
C.       Gaya Kepemimpinan Pendidikan
Gaya kepemimpinan yang diperagakan oleh Bill Woods adalah :
1.      Otokritas
Yaitu pemimpin yang membuat keputusan sendiri, karena kekuasaan terpusatkan dalam diri satu orang, ia memikul tanggung jawab dan wewenang penuh. Gaya otokritas berdasarkan pada pendirian bahwa segala aktivitas dalam organisasi akan dapat berjalan dengan lancar dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan apabila semuanya semata-mata diputuskan atau ditentukan oleh pimpinan.
2.      Demokratis (partisipatif)
Yaitu pemimpin itu berkonsultasi dengan kelompok mengenai masalah yang menarik perhatian mereka dimana mereka dapat menyumbangkan sesuatu. Gaya demokratis berlandaskan pada pemikiran bahwa aktivitas dalam organisasi dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan apabila berbagai masalah yang timbul diputuskan secara bersama antara pejabat yang memimpin dan para pejabat yang dipimpin.
3.      Kendali bebas
Yaitu pemimpin memberikan kekuasaan pada bawahan, kelompok dapat mengembangkan sasarannya sendiri dan memecahkan masalahnya sendiri, pengarahan tidak ada atau hanya sedikit. Gaya kendali bebas berpangkal tolak dari pemikiran bahwa segala aktivitas dalam organisasi agar berjalan dengan lancar dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan apabila kepada bawahannya dalam melaksanaan  pekerjaan diberi keleluasaan untuk memutuskan segala apa yang dikehendaki kemudian melaksanakan sesuai keinginannya pula. Gaya kendali bebas ini biasanya tidak berguna, tetapi dapat menjadi efektif dalam kelompok profesional yang termotivasi tinggi. Di dalam buku Ngalim Purwanto, gaya ini juga disebut dengan Kepemimpinan yang Laissez Faire.
4.      Transformasional
Pemimpin gaya transformasional merupakan perpaduan dari tipe nomothetis dan ideographis. Tipe nomothetis menekankan pada persyaratan institusi yang ada dan conformitas kelakuan terhadap institusi kalau perlu mengorbankan kebutuhan individu demi tujuan institusi dan individu memegang teguh wewenang yang diperoleh karena status dan kedudukan pada aturan dan prosedur-prosedur bersifat memaksa dan adanya sanksi-sanksi yang bersifat ekstrim. Dalam hal ini, pemimpin selalu menuntut anggotanya efektif dalam bekerja.
Sementara tipe ideographis adalah kebalikannya. Dimana perhatian ditujukan kepada kepribadian individu. Tuntutan organisasi terhadap individu sangat kecil sementara wewenang pemimpin dianggap sebagai suatu pendelegasian hubungan dengan anggota yang terjalin karena orientasi terhadap kebutuhan anggota. Pemimpinan tipe ideographis lebih menaruh kepada ego atau kepribadian para anggota organisasi dari kebutuhan-kebutuhan institusi itu sendiri.
Dari berbagai macam gaya kepemimpinan diatas, penulis menyimpulkan bahwa masing-masing gaya tersebut diperlukan oleh seorang pemimpin sesuai dengan situasi dan kondisi.  Apalagi gaya kepemimpinan otokritas dan demokratis harus dijalankan secara seimbang, pada kondisi penerapan disiplin harus memakai gaya otokritas, akan tetapi pada kondisi pemecahan masalah yang akan berdampak luas baiknya memakai gaya demokratis. Seorang pemimpin akan cenderung berhasil dalam menjalankan kepemimpinan yang berlainan untuk menghadapi situasi yang berbeda.

D.      Sifat-Sifat Kepemimpinan
Setiap orang yang diangkat sebagai pemimpin didasarkan atas kelebihan- kelebihan yang dimilikinya daripada orang- orang yang dipimpin. Masing- masing orang mempunyai kelebihan di samping kekurangan- kekurangannya. Dalam keadaan tertentu dan pada waktu tertentu kelebihan- kelebihannya itu dapat dipergunakannya untuk bertindak sebagai pemimpin. Akan tetapi, tidak semua orang dapat menggunakan kelebihannya itu untuk memimpin.
Untuk menjadi pemimpin diperlukan adanya syarat- syarat serta sifat- sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin berbeda- beda menurut golongan dan fungsi jabatan yang dipegangnya.
Prof. Dr. A. Abdurrachman menyimpulkan macam- macam sifat pemimpin menjadi lima sifat pokok yang disebutnya pancasifat, yaitu:
1.      Adil
2.      Suka melindungi
3.      Penuh inisiatif
4.      Penuh daya penarik
5.      Penuh kepercayaan pada diri sendiri
Orday Tead mengemukakan sifat- sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sebagai berikut:
1.      Berbadan sehat, kuat dan penuh energi
2.      Yakin akan maksud dan tujuan organisasi
3.      Selalu berghairah
4.      Bersifat ramah tamah
5.      Mempunyai keteguhan hati
6.      Unggul dalam teknik bekerja
7.      Sanggup bertidak tegas
8.      Memiliki kecerdasan
9.      Pandai mengajari bawahan
10.  Percaya pada diri sendiri.
Elsbree dan Reutter mengemukakan syarat - syarat bagi seorang pemimpin ( pendidikan) yang baik harus memiliki :
1.      Sifat- sifat personal dan sosial yang baik
2.      Kecakapan intelektual
3.      Latar belakang pengetahuan yang sesuai
4.      Filsafat pendidikan dan bimbingan
5.      Kecakapan dan sikap terhadap pengajaran dan teknik- teknik mengajar
6.      Pengalaman profesional dan nonprofesional
7.      Potensi untuk mengembangkan profesinya
8.      Kesehatan fisik dan mental.
Setelah mengetahui sifat- sifat kepemimpinan yang baik secara umum dalam uraian selanjutnya akan dikemukakan beberapa sifat yang diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan :
a.       Rendah hati dan sederhana
b.      Bersifat suka menolong
c.       Sabar dan memiliki kestabilan emosi
d.      Percaya kepada diri sendiri
e.       Jujur, adil, dan dapat dipercaya
f.       Keahlian dalam jabatan.
Sifat-sifat yang dikemukan oleh beberapa pemikir diatas merupakan sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin lembaga pendidikan. Dengan memiliki sifat-sifat tersebut, kepemimpinan akan berjalan dengan baik, baik dalam menjalankan tugas pemimpin itu sendiri maupun dalam mengarahkan dan membimbing bawahannya sehingga terlaksanalah tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing dengan profesional tanpa ada yang merasa tak puas dalam organisasi tersebut sehingga tercapailah tujuan yang diharapkan oleh lembaga tersebut dan bermanfaat bagi masyarakat.



Sumber :

Achmad Maulana, dkk, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Absolut, Yogyakarta, 2004. 
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, CV. Alfabeta, Bandung. 2012. 
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004. 
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sikdiknas dan No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Cet.1, Visimedia, Jakarta.
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010.

STRUKTUR K-13 MADRASAH ALIYAH

Struktur K-13 MA Jurusan IPA


Struktur K-13 Jurusan Keagamaan


Struktur K-13 MA Jurusan IPS



Struktur K-13 MA Jurusan Bahasa



PKPU No. 1 - 7 Tahun 2018

PERATURAN KPU NO. 1 s/d 7 TAHUN 2018

Peraturan KPU No. 1 Tahun 2018 tentang Seleksi Anggota KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota DOWNLOAD

Peraturan KPU No. 2 Tahun 2018 tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pilgub, Pilkada DOWNLOAD

Peraturan KPU No. 3 Tahun 2018 Pembentukan dan Tata Kerja PPK, PPS dan KPPS dalam Penyelenggara Pemilu DOWNLOAD

Peraturan KPU No. 4 Tahun 2018 tentang Pembentukan dan Tata Kerja PPLN dan KPPSLN dalam Penyelenggaraan Pemilu DOWNLOAD

Peraturan KPU No. 5 Tahun 2018 tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu 2019 DOWNLOAD

Peraturan KPU No. 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran, Verifikasi dan Penetapan Parpol peserta Pemilu DPR, DPRD DOWNLOAD

Peraturan KPU No. 7 Tahun 2018 tentang Seleksi Anggota KPU Kabupaten/Kota DOWNLOAD


PMA No. 1 Tahun 2018 Tentang Insentif Bulanan Guru Honor Kemenag

Guru Honor Kementerian Agama akan diberikan insentif bulanan.


PKPU 2017

Peraturan Komisi Pemilihan Umum ( PKPU )
1. PKPU No. 1 Tahun 2017 DOWNLOAD
2. PKPU No. 2 Tahun 2017 DOWNLOAD
3. PKPU No. 3 Tahun 2017 DOWNLOAD
4. PKPU No. 4 Tahun 2017 DOWNLOAD
5. PKPU No. 5 Tahun 2017 DOWNLOAD

Dowbload POS UN 2018

Kisi-Kisi UAMBN MA Tahun 2018

Kisi-Kisi UAMBN MTs 2018