Abu Bakar Tuanku Saidina Ibrahim (dua dari kiri), penerus Tariqat Naqasyabandiah  Maulana Syekh Ibrahim Al-Khalidi   dimakamkan di  di sebelah Barat Mihrab Surau Batu, sesuai wasiatnya sebelum meninggal dunia. Setelah meninggal dunia, banyak warga berziarah ke kuburan tersebut. Tak hanya dari Pasaman peziaran juga banyak dari daerah lain seperti Riau, Madina, bahkan dari Malaysia. 

Kini di kuburan Maulana Syekh Ibrahim Al-Khalidi, masyarakat memasang  kelambu putih dan kain warna hijau kesuakaan nabi besar Muhammad SAW. Cerita warga sekitar, kuburan Maulana Syekh Ibrahim Al-Khalidi   itu semakin hari semakin panjang, sehingga saat ini kuburan itu sekitar tiga meter.

Maulana Syekh Ibrahim Al-Khalidi termasuk generasi awal penyebar Tareqat Naqasyabandiah di Minangkabau yang memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan ajaran Islam di Sumbar dan khususnya di Pasaman.  Terbukti dengan Ilmu  yang diajarkan kepada murid seperti nahwu, sharaf, balaghah, mantiq dan tasawuf dan lainnya.   Banyak murid potensial dan mengembangkannya dari generasi ke generasi di daerah murid itu berasal.

Dikatakan H. Abu Bakar Tuanku Saidina Ibrahmi yang telah berusia 71 tahun ini, pada masa akhir abad ke-18 dan 19 M. Kumpulan Kabupaten Pasaman pernah menjadi tempat  pusat  kegiatan politik Tuanku Nan Barampek (Tuanku Nan Hitam, Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Khalwat dan Tuanku Nan Gapuak). Maulan Syekh Ibrahim Al-Khalidi turut mendukung gerakan perang paderi bersamaan dengan Tuanku Imam Bonjol.

Dari informasi yang diperoleh Tuanku Imam Bonjol pernah menyuruh Maulana Syekh  Ibrahim Al-Khalidi memasang ranjau  terbuat dari bambu di  Bukit Talang Kenagarian Limo Koto dalam menahan laju pergerakan Belanda setelah benteng si Pisang (perbatasan Agam-Pasaman) direbut Belanda.  

Saat itu Datuk Bagindo dan Bagindo Kali mundur ke Pautan Kerbau Kenagarian Limokoto. 
Kemudian dalam pergerakan   mundur ke Batubandinding. Untuk itulah Maulana Syekh Ibrahim Al-Khalidi bersama muridnya pernah membantu dalam perang Paderi berupa ranjau bambu yang diruncingkan dalam tanah.

Murid  Maulana Sykeh Ibrahim Al-Khalidi yang cukup terkenal  dalam mata rantai penyebar  Tareqat Naqsyabandiah di Sumbar yakni, Syekh Syahbuddin dari daerah Tapanuli Sumut, Syekh Ismail dari Pasir Pangaraiyan Riau, Syekh Muhammad Basir dari Lubuk Landur Pasaman, Syekh Hasanuddin dari Bayur Maninjau Agam, Syekh Yunus Tuanku Sasak dari Pasaman.

Selanjutnya, Syekh Abdullah dari Sarasah Talu Pasaman, Syekh Mudo dari Durian Tibarau Kinali Pasaman, Syekh Haji Muhammad Nur dari Baruah Gunung 50 Kota, Syekh Daud dari Durian Gunjo Malampah Pasaman, Syekh Abdul Jabbar dari Kumpulan Bonjol Pasaman, Syekh Ahmad dari Agam, Syekh Muhammad Sa’id dari Bonjol, Syekh Abdurrahman bin Syekh Hussein dari Kuran-Kuran Agam,  Syekh Muhammad Zen Alahan Mati dari Kumpulan Pasaman dan lainnya.

Sekarang penyebaran ajaran tarekat naqsabandiyah yang dibawa oleh beliau Maulana Syekh Ibrahim Kumpulan sudah sampai di pulau Batam, yang dibawa oleh penerus Beliau sekarang yaitu H Abu Bakar Tuanku Saidina Ibrahim, yang juga telah melaksanakan Tariqat kepada kaum muslim dan muslimat Batam yang dilakukan bertempat di Surau Dagang Imam Bonjol Kp Becek Batam. Dengan melaksanakan Tawajuah 2 x seminggu yaitu pada petang senin dan petang kamis bagi mereka yang telah melaksanakan/masuk tariqat. Yang dipimpin oleh murid Beliau yang juga menjadi Imam Surau Dagang Imam Bonjol Batam yaitu Ustads Danil.

Kekeramatan / Keistimewaan yang dimiliki oleh Beliau.
Layaknya ulama-ulama besar dan yang ahli sufi lainnya,  Maulana  Syekh Ibrahim Al-Khalidi  termasuk memiliki keramat atau kesitimewaan yang menjadi buah bibir masyarakat hingga saat ini. Diantaranya,  Maulana  Syekh Ibrahim Al-Khalidi menggariskan tongkat  ketika banjir di negeri Talu (Pasaman Barat, red), sehingga air banjir itu menjadi surut ketika itu juga. Kemudian hilang lenyapnya tulisan-tulisan buku seorang sarjana Inggris yang hendak mendebat Maulana Syekh Ibrahim Al-Khalidi   dalam masalah Tasawwuf.

Selain itu, memadamkan api negeri Mekkah sewaktu negeri Mekkah terbakar, ketika itu Maulana  Syekh Ibrahim Al-Khalidi sedang bercukur rambut dan baru setengah yang siap dicukur. (di copy dari http://padangekspres.co.id)